Wednesday, November 2, 2022

Alasan Orang Ogah Kuliah di Amerika

Apa sih alasan kalian ogah kuliah di Amerika? Dari banyak ngobrol dengan teman-teman atau kolega, ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi alasan mereka tidak memilih Amerika sebagai tujuan studi. 1.Takut mati AS dikenal salah satunya karena kebijakan senjata legalnya. Artinya warga sipil bisa memiliki senjata dengan legal. Di tambah berita tentang penembakan massal yang terjadi, maka muncullah alasan yang satu ini. Takut mati konyol karena kena peluru nyasar. Ayo ngaku, kamu juga mikir gini kan? Padahal, sebenarnya kalau soal mati, dimana aja, kapan aja, dan dengan cara apa aja, kalau waktunya kita mati ya mati aja. Ga usah nunggu ke Amerika, lha wong di Indonesia aja juga banyak penembakan. Gimana kabar Brigadir J tuh? Atau kasus penembakan lainnya? Ayo coba pikirkan lagi. 2.Jauh Nah, karena lokasi Amerika ini berada di balik negara kita atau di balik bumi nusantara, jadi kebayang jauhnya. Naik pesawat aja ada lho yang sampe butuh 2 hari nyampe lokasi. Tua di jalan gak tuh? Tapi ada juga kok yang 1 harian aja. Dan ini pake transit dulu lho ya. Kan lumayan, misal transit di Narita Airport di Jepang, bisa tuh kalian jalan-jalan dulu di Tokyo hehehe… Foto-foto buat menghiasi Instagram kita kan lumayan tuh. Atau icip-icip makanan jepang yang asli juga boleh.Intinya, perjalanan mah dinikmati aja. Nah, mungkin masalahnya, karena jauh, mungkin selama kita studi, kita tidak bisa pulang semau kita, kecuali anda anak raja minyak hehehe… Dan sebaliknya keluarga kita tidak bisa mengunjungi kita. Kebayang dong, sendirian tanpa keluarga.. Eh tapi yang bisa bawa keluarga ya lumayan lah ada support systemnya. Di Amerika juga banyak imigran dengan nasib yang sama, so jangan khawatir sebenernya. Komunitas Indonesia di belahan bumi manapun pasti guyub. 3. Mahal Amerika memang terkenal dengan biaya pendidikan yang sangat mahal. Dan tidak hanya Indonesia, tapi juga dari beberapa negara lain pun jadi mikir dua kali kalo mau kuliah di Amerika. Sekali lagi, kalo Anda anak bang Hotman Paris, ya mungkin no problem hehehe… buktinya banyak juga lho anak-anak konglomerat atau pejabat Indonesia yang kuliahnya di negara ini. ELalu buat kita yang buat beli bakso aja ngutang gimana dong? Tenang, kan ada banyak beasiswa yang ditawarkan, seperti LPDP dan Fulbright. Banyak juga beasiswa dari universitas atau program-program seperti assistenship dari fakultas yang bisa dicoba juga. Selain beasiswa prestasi, kalian juga bisa pilih beasiswa atlet, social work, culture, student exchange, dan lain-lainnya. Cuma ya agak butuh usaha untuk mendapatkan beasiswa ini hehehe… Selain itu, biaya hidup, asuransi, dan bahkan tiket pesawatnya sangat muahaaall coy. Emang butuh dana lebih sih kalo mau berangkat ke Amerika, tapi insyaallah nanti bisa dapat gantinya kalau kita diijinkan bekerja di sana.. 4. Susah dan Sulit Admisinya Menurut saya pribadi, dulu masuk ke universitas di Australia kok gak terlalu sulit ya? Eh, begitu nyoba daftar ke universitas di Amerika… begitu syulitt…hahaha Pertama ada tes GRE/GMIT atau tes terstandard lainnya. Lha wong TPA aja nilai pas-pasan, apalagi ini? Ayo ngaku, kalian males masuk ke universitas di Amerika karena ada persyaratan ini kan? Udah tesnya mahal, nggak aksesibel buat Tunanetra, pakai bahasa inggris yang lebih sulit dari tes bahasa pula. Sebenernya, kita bisa mempersiapkan diri dengan belajar tes GRE/GMIT terlebih dahulu sebelum ambil tes ini. Tips lainnya, ya cari aja universitas yang tidak mensyaratkan GRE dalam admisi, selesai. Kedua, tes TOEFL. Kalau di Amerika, biasanya minta TOEFL IBT atau PBT. Sayangnya tes ini juga kurang aksesibel bagi Tunanetra. Namun kamu bisa pakai tes IELTS untuk menggantikannya. Ketiga, saingan banyak. Yang ingin masuk ke program pilihanmu bisa jadi dari seluruh dunia dan ini membuat kompetisi semakin syulit. Tips nya ya percaya diri aja, buktikan orang Indonesia juga pinter-pinter kok. Keempat, belum tentu kamu yang sudah memiliki biaya sendiri maupun beasiswa, bisa diterima oleh Admission Committee. Hal ini dikarenakan ada banyak dokumen yang harus kamu persiapkan dengan baik, seperti Personal Statement, CV, Writing Sample dan Recommendation Letter. Seeinget saya waktu daftar ke universitas di Australia kok nggak perlu seribet itu ya? Yang penting ada supervisor yang mau nerima kamu, kelar dah masalahmu. Tapi tidak dengan universitas di Amerika. Tapi jadi tahu kan siapa yang pejuang tangguh hehehe…. Maju tak gentar lah 5. Rasis Ada yang takut juga dengan isu rasisme di Amerika.Banyak juga cerita-cerita tentang islamofobia. Yah, mungkin saja memang ada oknum yang rasis di sana dan di sini hahaha… Rasisme bisa muncul dimana saja kok. Jadi sebenernya ini bukan alasan. Buktinya banyak juga mahasiswa dari negara-negara Islam yang kuliah di Amerika. Selain itu, untuk menghindari masalah dengan isu rasisme ini, bisa juga kalian pilih negara bagian yang penduduknya lebih ramah terhadap orang-orang non-Amerika.Dan cari universitas apa yang tersedia di state itu. Bisa juga tanya-tanya mahasiswa atau alumni yang sudah lulus dari universitas di Amerika untuk lebih pastinya. 6. Sekolahnya Lama Kalo ini sih sebenarnya khusus untuk program PhD atau Doktoral. Kalo level Master kayaknya standard aja waktunya. Lha kalo PhD? Emang sih kalo dibandingkan dengan PhD di negara maju lainnya, seperti Australia, UK, atau Eropa, bisa dikatakan waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama. Banyak cerita dan juga pernyataan langsung dari akademisi di Amerika jika waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program PhD adalah sekitar 5 hingga 7 tahun. Faktanya, ada lho yang bisa menyelesaikan PhD di Amerika hanya dalam waktu 3 hingga 4 tahun saja. Tergantung niat dan kekonsistenan kamu dalam mengejar target. Nah, apakah ketakutan kita untuk memilih studi di Amerika sebenarnya hanya lah berdasarkan asumsi belaka? Karena kita hanya mendengar dan melihat saja, tapi tak pernah merasakannya secara langsung. Kalau menurut kalian apa alasan orang ogah kuliah di Amerika? Coba comment di bawah ya. Pada akhirnya, pilihan tempat studi memang tidak bisa kita tentukan. Kita hanya bisa bermimpi dan berusaha. Coba berbagai beasiswa dan coba berbagai negara tujuan, entah kita akan mendarat di mana. Apalagi untuk program PhD, kalian memilih supervisor bukan universitas. Dimanapun dia, disanalah kalian harus belajar. By the way, tulisan ini hanya opini pribadi penulis ya. Jika ada kesalahan atau kata-kata yang menyinggung, saya mohon maaf lahir dan batin. Semoga apa yang saya tulis dapat membantu kalian penyandang disabilitas lain yang juga ingin meraih mimpi yang sama seperti saya. The American Dreams. See you in the next topics. Bye and thanks for reading! #BlindScholar #TunetNekat #AkuBisa #StudyinUS #Tunanetra #StudidiAmerika

No comments:

Post a Comment