Thursday, November 10, 2022

10 Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Saat Mengirim Pesan ke Tunanetra Lewat Ponsel

Etika Berkomunikasi dengan Penyandang Tunanetra melalui Aplikasi Pesan Dengan semakin majunya teknologi, saat ini penyandang Tunanetra juga bisa mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah. Salah satu media komunikasi ini seperti WhatsApp, Facebook Messenger, Telegram, dan lain sebagainya. Namun ada beberapa hal yang kadang orang awas tidak memperhatikan saat mereka berkomunikasi melalui platform-platform tersebut. Misalnya dalam sebuah grup WhatsApp, kita kadang lupa jika ada anggota grup yang merupakan penyandang Tunanetra, dan mengirim pesan seperti pesan kepada orang-orang awas pada umumnya. Akibatnya, si penyandang disabilitas Tunanetra tersebut akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan informasi yang sama seprti anggota grup lainnya. Nah, ini hanya contoh saja. Masih banyak bentuk diskriminasi lain yang tidak kita sadari. Oleh karena itu, yuk kita pahami beberapa etika dalam berkomunikasi dengan penyandang Tunanetra melalui platform digital. Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat berkomunikasi dengan penyandang Tunanetra melalui pesan teks di hanphone kamu 1. Jangan disingkat Memang enak menggunakan singkatan ketika menulis pesan, karena bisa mempersingkat waktu dan tidak perlu capek-capek mengetiknya di keyboard handphone yang super kecil. Misalnya, Saya menjadi Sy, Mbak menjadi Mb, Mungkin menjadi Mgkn, Tidak menjadi Tdk, dan lain-lainnya. Contoh dalam kalimat misalnya: “Kmrn sy sdh kirim psn lwt wa tp tdk d respon sm org nya.” Sayangnya, hal ini akan mempersulit Tunanetra dalam memahami pesan yang dikirim tersebut. Ini dikarenakan software pembaca layar hanya membacakan teks sehingga kata atau kalimat yang terdengar tidak akan dapat dipahami dengan mudah. Akibatnya, si Tunanetra akan menggunakan fitur pembaca karakter dan membacanya per huruf agar bisa dipahami, namun ini membutuhkan waktu dan menjadi tidak efisien bagi Tunanetra dalam mengakses informasi. Jadi jangan disingkat saat menulis pesan untuk penyandang Tunanetra. Misalnya, pada contoh kalimat di atas, seharusnya ditulis: “Kemarin saya sudah pesan lewat WA tapi tidak direspon sama orangnya.” 2. Gunakan simbol angka dengan baik Masih berkaitan dengan aturan pertama, disarankan untuk tidak menggabungkan antara huruf dan angka jika tidak sesuai kegunaannya. Misalnya, Sama-sama lebih baik daripada Sama2 3. Hindari mengirim gambar yang tidak disertai deskripsi dari gambar tersebut Biasanya kita ingin berbagi gambar dengan komunitas kita dengan mengirim gambar atau video di grup sosial media dimana kita tergabung. Sayangnya, kita sering lupa untuk memberikan keterangan tentang gambar atau video apa yang kita kirimkan. Sehingga anggota grup yang merupakan penyandang Tunanetra tidak dapat memahami informasi yang kalian bagikan. Tidak perlu panjang lebar, namun bisa memberikan gambaran tentang foto atau video tersebut. Contoh deskripsi, Foto bersama anggota tim di hotel X, di ruang Z. 4. Berbagi Poster/Flyer Selain foto dan video, kadang kita juga sering berbagi poster atau flyer sebuah kegiatan. Terkadang hanya ada foto dari poster tersebut tanpa ada keterangan lain. Kadang ada poster yang sudah dilengkapi close caption terkait isi dari poster tersebut. Yang pertama tentu tidak dapat diakses oleh teman-teman Tunanetra. Sedangkan yang kedua, bisa diakses dengan baik, namun sayangnya tidak dapat dibagikan ke grup Tunanetra lainnya. Hal ini dikarenakan biasanya poster dengan close caption tersebut saat di bagikan, maka close captionnya akan menghilang, sehingga hanya tersisa gambar poster itu saja. Sarannya, pisahkan antara gambar poster dan deskripsi/narasi dari poster tersebut. Sehingga ada 2 pesan yang kamu kirimkan. 5. Mengirim dokumen Saat kalian mengirimkan dokumen, perhatikan jenis format dari dokumen tersebut. Hindari format dokumen yang tidak aksesibel seperti format PDF jpg atau hasil scan. Gunakan format seperti PDF OCR, Word document, atau TXT file. Perhatikan juga dokumen-dokumen yang berisi tabel seperti Excel file. Intinya perhatikan aksesibilitas dokumen jika ingin mengirimkannya kepada penyandang Tunanetra. 6. Penggunaan icon emoji dalam bentuk Stiker Sampai saat ini, screen reader belum dapat membaca fitur Sticker . Memang lucu-lucu dan menarik jika kita bisa menggunakan icon tersebut. Namun sangat tidak membantu bagi Tunanetra dalam memahami informasi yang kalian berikan. Lebih baik di tulis atau gunakan icon emoji yang basic yang biasanya tersedia di dalam platform atau aplikasi kalian. 7. Penggunaan VoiceNote Ini merupakan hal yang sangat umum bagi penyandang Tunanetra dalam mengirimkan pesan. Selain mudah, si Tunanetra dapat mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikan dengan durasi yang cukup lama. Dalam menjawab pesan VoiceNote ini, kalian bisa memilih membalasnya dengan VoiceNote juga, atau menggunakan teks saja. Keduanya bisa diakses dengan sama mudahnya oleh penyandang Tunanetra.Hal yang mungkin perlu diperhatikan adalah durasi dari VN ini. Pastikan jangan terlalu panjang, apalagi membahas hal yang tidak penting. Durasi 3 - 4 menit sudah bisa dikatakan cukup panjang. 8. Penggunaan tanda baca Hal ini sebenarnya tidak terlalu krusial. Namun pada situasi atau kondisi tertentu, kalian mungkin perlu mempertimbangkannya. Misalnya dalam menggunakan tanda baca - (tanda hubung), daripada menulis 3 - 4 minggu, bisa ditulis 3 hingga 4 minggu. Hal ini dikarenakan beberapa screen reader tidak di atur untuk membaca tanda baca. Alasannya karena jika tanda baca dibaca, maka semua tanda baca seperti titik, koma, garis miring dan lain-lainnya juga akan terbaca saat screen reader membaca sebuah kalimat atau paragraf. Hal ini bisa membuat kesalahpahaman dalam memahami sebuah informasi. 9. Jeda waktu membalas pesan Saat berkomunikasi dengan teman Netra, jangan berharap jika ia akan membalas pesan kalian dengan cepat. Tidak semua penyandang Tunanetra memiliki kemampuan yang sama dalam hal mengetik. Ada yang bisa mengetik dengan cepat dan ada yang lambat. Berikan jeda waktu baginya untuk membalas pesan kalian. Dan jika ia merasa apa yang hendak disampaikannya cukup banyak, biasanya ia akan menggunakan fitur Voice Note. Namun jika ia menggunakan aplikasi melalui komputer, misalnya WhatsApp for Desktop, maka bisa jadi ia akan dapat membalas pesan dengan teks yang panjang. 10. Berbagi tautan Ini juga tidak terlalu penting, namun pastikan tautan atau link yang kalian bagikan dapat di klik ya. Ini akan memudahkan penyandang Tunanetra dalam mengakses sebuah tautan. Jika tidak bisa di klik pun kami masih bisa meng copy tautan tersebut dan membukanya melalui browser. Ini hanya soal membantu memudahkan saja. Selain itu, jika ingin berbagi tautan meeting seperti Zoom atau Meet, bisa juga disediakan link nya langsung tanpa ada link-link lain di dalam pesan kalian. 11. Panjang pesan Ini aturan tambahan aja ya. Perhatikan panjangnya pesan yang kalian kirim. Biasanya kita membagikan sebuah pesan yang mengandung beberapa paragraf atau hanya satu paragraf, namun pesan menjadi sangat panjang. Jika memungkinkan, jadikan 1 pesan yang panjang tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih pendek. Hal ini sangat membantu teman Tunanetra, terutama saat membaca sebuah pesan yang sangat panjang. Saat Screen Reader membacakan sebuah pesan yang sangat panjang, dan ada notifikasi pesan lain yang masuk, maka Screen Reader akan berhenti membacakan pesan tersebut, dan membacakan notifikasi yang masuk. Akibatnya, si Tunanetra harus mengulang membaca pesan tersebut. Jika hal ini terjadi berulang-ulang, maka ini akan menghabiskan waktu si Tunanetra hanya untuk membaca 1 pesan saja. Sangat tidak efisien. Itulah beberapa hal yang perlu kalian perhatikan saat mengirimkan pesan kepada penyandang Tunanetra melalui platform digital. Tentu saja ada hal-hal lain yang perlu ditambahkan dan saya berharap teman-teman Tunanetra juga bisa ber comment dalam memberikan masukan. Bagi teman-teman awas, semoga sharing pengalaman ini bisa membantu kalian dalam memahami cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas dan lebih meningkatkan kesadaran kalian tentang kebutuhan komunikasi dari penyandang Tunanetra serta tidak melakukan kesalahn dalam memberikan informasi.

No comments:

Post a Comment