"Apa yang selanjutnya harus saya lakukan?"
Saya merasa benar-benar awam soal beasiswa ini karena saya belum pernah apply scholarship sebelumnya. Dan saya juga tidak tahu harus bertanya pada siapa.
Saya memulainya dengan membuka website AAS di internet, membaca sebagian besar penjelasan mengenai AAS dan juga membaca beberapa artikel di blog-blog para alumni AAS yang cukup banyak bertebaran di internet. Selain itu saya juga banyak bertanya pada teman ayah saya, Prof. Loekito, owner of the IDP Australia Malang, tentang beasuswa ini.
Hasil dari pengumpulan data adalah syarat mendaftar AAS. Daftar AAS dapat dilakukan dengan 2 cara, online dan melalui pos (hardcopy). Saya memilih hardcopy. Selain mengisi Application Form, syarat berikutnya adalah menyertakan dokumemn pendukung sebagai berikut :
- copies of birth certificate or equivalent;
- proof citizenship i.e. KTP or your passport personal information pages;
- current Curriculum Vitae;
- official (certified*) post-secondary and tertiary certificates/degrees;
- official (certified*) post-secondary and tertiary transcripts of results;
- current (original) IELTS or TOEFL English language test results (a test result obtained in 2014 or 2015 will be considered current). The TOEFL prediction test is NOT accepted;
- Masters applicants must also attach certified DIII degree certificate/transcript if using DIV or S1 extension certificate/transcript;
- Doctorate applicants must also attach certified S1 degree certificate/transcript;
- academic reference from S2 supervisor for Doctorate candidates; and
- Doctorate and those Masters applicants whose study will include at least fifty percent research must fill the research proposal details on the application form.
Awalnya, saya mendownload Application Form dari www.australiaawardsindonesia.org. Setelah itu saya mengikuti saran dari Prof. Loekito untuk mengambil kursus di tempatnya. Tujuannya adalah untuk membimbing saya dalam pengisian Application Form, karena formulir ini adalah salah satu kunci keberhasilan saya dalam menembus AAS. Saya mengambil kursus selama 1 minggu dengan 1 kali pertemuan dalam satu hari. Oh ya, biaya kursus di IDP Australia Malang ini berkisar antara 500-600 ribu tergantung kebutuhan. Saya tidak tahu pasti biayanya karena Prof. Loekito selalu mengembalikan uang saya alias saya kursus gratis :)
Sebelum kursus di mulai, saya menceritakan kondisi keterbatasan saya dan maksud saya untuk mengikuti program AAS pada guru saya. Hal ini saya lakukan agar guru kursus saya tidak bingung ketika saya katakan kalau saya tidak bisa membaca tulisan dan menulis. Saya hanya mengharapkan bantuan mereka untuk membimbing saya dalam mengisi Application Form nya.
Application Form AAS dapat diisi dengan menggunakakn tulisan tangan maupun dengan mengisi melalui file Word Document yang telah di unduh. Saya mengisi melalui laptop saya karena keterbatasan saya dalam membaca dan menulis. Guru saya membantu mengartikan maksud dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam formulir. Mereka juga membantu saya dalam memberikan jawaban yang sesuai.
Satu minggu telah berlalu dan Application Form sudah terisi. Langkah berikutnya adalah melengkapi dokumen seperti ijasah S1 yang dilegalisir (tetapi tidak perlu di translate ke dalam bahasa inggris), foto kopi KTP, Curriculum Vitae (CV), dan sertifikat tes IELTS (yang ini saya belum punya). Saya berencana mengambil tes IELTS. Menurut saya, saya tidak perlu kerja dua kali karena jika nanti di terima interview, saya harus mengikuti tes IELTS lagi meski gratis. Saya sudah memiliki sertifikat TOEFL tetapi tidak saya sertakan meskipun nilai saya 540 (syarat mendafatar AAS TOEFL 500 dan IELTS 5).
Prof. Loekito membantu saya dan mempertemukan saya dengan Mr. Alex, kepala sekolah IALF (Indonesia Australia Language Foundatuin) Surabaya. IALF adalah salah satu tempat penyelenggara tes IELTS yang diakui oleh AAS. Dan IALF juga merupakan tempat Mbak Tantri mengambil tes IELTS. Yup, secara kebetulan Mbak Tantri juga merekomendasikan tempat ini karena menyediakan layanan khusus bagi penyandang tunanetra.
to be continue....
No comments:
Post a Comment